Wednesday, February 17, 2010

وجبت محبتي للمتحابّين فيّ

Bismillahi walhamdulillahi 'alaa rasulillah,

this is the story of Muadz Ibn Jabal that i'd really like to share, taken from book title "Indahnya Budi Pekerti" trans : "The Beauty of Akhlaq" by Imam Nawawi. it is a booklet of selected hadith/stories of sahabah/sahabiah.

One day, Abu Idris Al Khawlani in Dimshyq (Damascus), went to Masjid Al Kabeer. And in the masjid he saw a group of people sitting around one man. And he described the man as smiling very much and people were sitting around him asking questions. So Abu Idris Al Khawlani asked,

"Who is this man?"

and they answered him saying

"That is Muadz Ibn Jabal RA, the companion of the Prophet(pbuh)."

So Abu Idris Al Khawlani came the next day early in the morning before Salaatul Fajr, and he thought that he was the first one to enter the masjid but there he found Muadz Ibn Jabal RA praying in the masjid before Salaat. So Abu Ibris came to Muadz and sat behind him and waited for him to complete his prayer. After Muadz completed his prayer, Abu Idris went to him and said to him,

"Oh Muadz! I love you for the sake of Allah SWT!"

Muadz Ibn Jabal RA pulled Abu Idris closer and he asked him,

"Aal la hu Lillah?" "By Allah do you love me only for the sake of Allah SWT?"

So Abu Idris said, "Yes!"

So Muadz Ibn Jabal RA smiled and pulled him closer and said to him,

"Let me give you the good news for verily I heard the Prophet (pbuh) say, "Allah SWT said,


وجبت محبتي للمتحابّين فيّ
"Wajabat Muhabbati Li Mutahaabina fiya"
"My love is wajib upon those who love for my sake"

[rawahu Malik]

Tuesday, February 16, 2010

A Prayer For You

Bismillahi walhamdulillahi 'alaa rasulillah

teringat tentang puisi ini yang saya hadiahkan buat suami selepas menerima proposal kahwin dari beliau 2 tahun yang lalu..to be exact on this very date (15th February 2008) - terpaksa bubuh translation sebab nak kasi dia paham..hehe..
:)

Satu Doa Untukmu - A Prayer For You

Selalu dalam simpuh
(as i bowed after prostration)

Selepas salam disampaikan
(after bidding my salaam upon the angels..)

Diantara begitu banyak permintaan saya,
(amongst du'aas poured for Him)

Sentiasa ada kamu..
(there is always about you)

Semoga keselamatan selalu melapisi letupan semangat yang hangat berpijar
(may Allah always protect you within your brave spirit)

Semoga basuhan air menyejukkan kebaikan hati yang siap menerangi dunia
(may Allah lights your heart to torch others)

Semoga keluarga dan orang-orang pilihan kamu selalu berada dekat dengan kamu
(may Allah keeps you surrounded by your beloved family and mates)

Semoga Tuhan menyayangi kamu, yang sudah menghadiahkan ketenangan pada saya
(may Allah shower you with all His love, as peace embraced my heart upon your presence)

Tapi diatas semuanya saya berdoa,
(but above all,i ask from Allah)

Semoga kamu hidup sebagai lelaki yang bahagia
(that you will be the happiest man)

Terkadang terselip satu penutup yang malu terucap
(but as a women im shy to ask)

Keinginan untuk mendampingi
(my desire to always be with you)

Keinginan untuk juga berbagi
(my desire to company you in happy or sad)

Namun kalau Tuhan tak berkenan pun tak apa
(but if He refuse to grant my wish, i will accept it)

Keadaan begini pun bagi saya seperti baik-baik saja
(this meaningfull of ukhuwwah that has been created between us is far good enough for me..alhamdulillah)

Biar Dia yang sampaikan
(i will let Him tell you)

Biar Dia yang lantunkan
(and i let Him whisper my wish for you)

Biar Dia yang lafazkan senandung rindu tanpa henti yang mengiringi langkah saya sepanjang hari
(may He inspire your heart towards me, in each steps of my journey of life everyday)

Menitipkan separuh kasih sayang pada Sahabat yang Maha Kuasa,
(being friend of Khalilullah (you))

Sudah jadi anugerah yang luar biasa
(is the best gift ever)

Menitipkan kamu pada Nya, adalah ungkapan kasih terbesar
(leaving you in His hand, is infinite expression of love)

Mendoakan kamu agar selalu dalam penjagaan Nya, adalah bentuk cinta termegah
(asking Him to take a very good care of you, is unexplain, purest form of love)

Memohon kesihatan kamu selalu dilindungi Nya, adalah rasa sayang paling lembut
(praying for your 'aafiah, is the most tender care i've ever gave to a man)

saya tiada punya apa-apa untuk ditawarkan
(and i have nothing to offer you, my dear..)

hanya itu saja..hanya itu saja..

(that is all..that is all..)



أَحَبَّكَ الَّذِي أّحْبَبْتَنِي لَهُ

May He for Whose sake you love me, love you too

[ rawahu Abu Dawud ]

Monday, February 15, 2010

Ya Allah, bless my mom...


Bismillahi walhamdulillahi 'alaa rasulillah...

Ya Allah,
bless my mom for always be so forgiving
even when I make mistakes,
she continues to give from what she has
and she always wants the best for me.
She sacrificed a lot
to give us food, shelter, and clothing,
and always sticking by us
even thogh we gave her a hard time
and its not easy raising children as a single parent.

Ya Allah,
bless my mom because she makes duaa for me
even if she is upset
knowing that her duaa will be answered.
(my siblings and I are given blessings from Him because of the duaa of our parents.).
she cares for me more than I care for myself,
and she does dua for me more than I do for myself.

Ya Allah,
bless my mom because she's always there for me,
whenever I upset her she forgives me
and never mentions it ever again.
she does so much and at the end of the day
she does not complain
which is true blessing from Allah.
she loves me unconditionally,
and she always cheers me up,
and taught me never to give up from an early age.

Ya Allah,
bless my mom for putting up with my behavior,
and the times I made her worry,
she taught me how to be tough,
and then how to be gentle at the same time,
because only mothers know how to do that well,
and she teaches by practice not by preaching,
and for supporting me in all trials and tribulations

Ya Allah,
bless my mom because of her soft heart.
she has been through many great fitnahs
and she still holds on to islam with strength and great patience.
She raised, taught and still gave me knowledge
even with all the fitnahs and difficulties in her life.

Ya Allah,
bless my mom for being generous to others,
and always tried to do the right thing,
she always wants the best for everyone,
she gave us the best she had,
she always thinks good of others,
she always loved her children and showed it,
and she is one of the reasons I aim so high

Ya Allah,
bless my mom because being a mother is the scariest job in the world
and I think she did pretty well with Your help, alhamdulillah.
and bless her because she married me to the most amazing man whom keep me safe(and still) in my deen, alhamdulillah:)

Ya Allah,
bless my mom because she loves You
and raised us to love You.
all praise due to You because she is the mother you chose for me
and please make it easy for me
to be as wonderful a mother as she is someday.

ps : May Allah SWT grant our mothers the highest Jannat and forgive us when we neglect them, ameen thumma ameen...

************************************************

On the authority of Abu Hurairah RA, who said, the Messenger of Allah (salallahu alaihi wa sallam) said: "A man will be raised some degrees in Paradise and he will say, 'For what reason am I receiving this?' He will be told, 'Because of your son asking forgiveness for you'"

Saturday, February 6, 2010

InshaAllah

Bismillahi walhamdulillahi 'alaa rasulillah,

“Bilamana Allah s.w.t. membuat makhluk liar terhadapmu (menyusahkan atau menyakitimu), maka ketahuilah Dia ingin membuka buatmu pintu berjinak-jinak hanya denganNya”.

Siapa yang mendakwa hidup ini sentiasa menggembirakannya setiap detik bererti telah dusta dalam dakwaannya. Tiada siapa yang tidak pernah merasa susah, sedih, kecewa dan derita khususnya dalam menghadapi makhluk di sekelilingnya.

Boleh jadi orang yang paling diharapkan di sisi kita itulah orang yang telah mengkhianati kita selama ini. Boleh jadi orang yang paling dikasihi itulah sebenarnya paling membenci. Boleh jadi orang yang paling dekat jasadnya dengan kita itulah orang yang paling jauh hatinya dari kita. Teman yang selama ini paling dipercaya, mungkin esok menjadi musuh yang paling merbahaya.

Rumah yang baru dibeli dengan jaminan keselamatan dan kekukuhan untuk tempoh yang lama boleh jadi retak atau roboh sejurus kita mendudukinya. Kereta yang baru dibeli dengan harga yang tinggi itu mungkin juga kereta yang dinaiki menuju musibah. Kawasan yang dijamin selamat dari gempa bumi namun mungkin dibinasakan oleh banjir yang besar. Beginilah makhluk.

Makhluk tidak menentu. Apa yang dari mereka tiada yang pasti. Apa yang dicari dari mereka akan pergi. Apa yang diingini dari mereka tidak pernah kekal abadi.

Ketika menyedari kenyataan “tidak menentu”nya makhluk. Kita hayati hakikat ini setiap kali berinteraksi dengan sekeliling, samada dari kalangan manusia atau alam. Sama sahaja. Semuanya digerakkan oleh Tuhan yang menentukan segalanya dengan kebijaksanaan. Namun, kita yang lalai. Kita rela dibelenggu “rutin” harian daripada melihat interaksi Allah s.w.t. di sebalik setiap pergerakan makhluk.

Oleh sebab itulah, Imam Ibn ‘Atho’illah As-Sakandari menyebutkan bahawa, bilamana Allah s.w.t. membuatkan alam dan makhluk ini serba merungsingkanmu, ianya sebenarnya adalah suatu panggilan agar kamu mencari ketenangan hanya pada kebersamaan denganNya. Bilamana Allah s.w.t. memberi musibah, Dia ingin kamu kembali kepadaNya dengan penuh pasrah dan berserah. Bilamana Allah s.w.t. memberimu ujian, Dia ingin kamu mencariNya untuk meminta bantuan. Bilamana Dia memberimu kesempitan, Dia ingin kamu kembali kepadaNya untuk mencari kelapangan.

Hanya kepada Dia, kamu perlu kembali. Hanya kerana Dia, kamu perlu kembali. Hanya kerana Dia, kamu perlu kembali kepadaNya. Bukan kerana selainNya. Ini kerana, seluruh selainNya adalah khayalan yang sentiasa menghimpit. Makin kamu renggangkan antara keduanya untuk mencari kelapangan dalam makhluk, makin kuat kamu akan dihimpit.

Kalau Allah s.w.t. menyayangi seseorang, Dia akan memahamkan hakikat “seruan kepulangan” ini dalam dirinya di sebalik setiap musibah melanda. Alam adalah interaksi Allah s.w.t. dengan para hambaNya. Namun, kebanyakan mereka lalai dari memahaminya kerana tidak pernah menghadirkan Allah s.w.t. dalam hati mereka.

Kamu perlu sedar hakikat ini. Allah s.w.t. tidak pernah menyusahkanmu, kerana bukan itu tujuan kamu diciptakan. Allah s.w.t. sengaja menyempitkan makhluk agar kita mencari kelapangan pada kebersamaan denganNya. Hanya denganNya. Fahamilah isyarat ini duhai teman, lalu anda akan dapat melihat kebersamaan Tuhan.

sumber : Raja Ahmad Mukhlis bin Raja Jamaluddin Al Azhari

InshaAllah - Maher Zain

Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You cant see which way to go
Dont despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah
Insha Allah
Insha Allah
Insya Allah youll find your way

Everytime you commit one more mistake
You feel you cant repent
And that its way too late
Yourre so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame

Dont despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah
Insha Allah
Insha Allah
Insya Allah youll find your way

Insha Allah
Insha Allah
Insha Allah
Insya Allah youll find your way

Turn to Allah
Hes never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps dont let me go astray
Youre the only one that showed me the way,
Showed me the way
Showed me the way

Insha Allah
Insha Allah
Insha Allah
Insya Allah well find the way



ps: i want to dedicate this song to my beloved cousin, Hamidah Abdullah and my best friend, Melissa Hassim. God knows what is best for us, inshaAllah :)




Monday, February 1, 2010

Tugas Kita, Bukan Sekolah....

with muhammad ikhwan bin lokman. a.k.a. ah seng :)

Bismillahi walhamdulilahi 'alaa rasulillah

"Di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Ajari kebaikan dan pilihkan sekolah agama yang baik"

Jumat malam, menjelang penutupan tahun 2009, seorang teman mengadu. Ia begitu kecewa dengan sekolah tempat anaknya belajar. “Saya sudah bayar mahal-mahal, hasilnya cuma segitu,“ ujar pria, sebut saja namanya Ilham (35). Pekerja super sibuk ini tentu punya asalan mengapa ia begitu marah. Menurutnya, ia sudah memilih sekolah yang tepat, gedung megah, fasilitas lengkap, dan teman-teman terhormat. Semuanya sudah ada. Berkualitas. Kurang apa lagi?

Tapi nampaknya ia kecele. Setelah beberapa tahun perjalanan perkembangan sang anak, ia tak menemui sikap dan tindakan sang buah hati seperti yang diharapkannya. Ia mengaku, anaknya punya nilai akademik di atas rata-rata. Hanya kesopan dan akidahnya di bawah rata-rata.

Ilham adalah seorang manager sebuah perusahaan besar dengan gaji lumayan. Demi masa depan anaknya, ia bekerja banting-tulang dan pulang malam. Hanya sedikit waktu bertemu dengan buah hatinya. Hari panjangnya bertemu anak dan keluarganya hanya hari Ahad. Setiap hari, jika ia datang, ditemui anaknya sudah terlelap. Meski tak banyak waktu yang ia contohkan tentang kehidupan pada buah hatinya, ia tetap berharap, anaknya bisa menjadi anak yang baik. “Masa lalu saya cukup buruk dan tidak mengerti agama, jangan sampai anak saya ikut seperti saya, “ tambahnya.

Tauladan

Anak merupakan amanah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena amanah, maka kelak Dia akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas amanah tersebut.

Jika anak-anak tumbuh menjadi shalih dan shalihah, tentu akan membawa keuntungan dunia dan akhirat bagi orangtuanya. Sebaliknya, jika orangtua lalai dalam mengajar dan mendidik, keberadaannya akan membawa bencana dunia dan akhirat. Banyak orangtua percaya, uang bisa “menyulap” akhlak anak. Mereka memposisikan sekolah seperti pabrik atau penitipan sepeda. Padahal seorang anak adalah manusia. Sering pula orangtua menyangka, nilai akademis selalu sejajar dengan perilaku baik dan akidah yang lurus. Banyak kasus di negeri ini orang-orang bertindah ceroboh, melakukan korupsi dan melakukan kejahatan bahkan dari orang-orang terdidik dan pandai.

Para orangtua menilai dengan menitipkan seorang anak di lembaga pendidikan, semuanya selesai. Sementara di rumah, apa yang anak dapat tak sama dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolahnya. Tak ada keteladanan yang diperolah dari anak menyebabkan mereka bimbang terhadap nilai-nilai. Di sekolah ia diajarkan kebaikan, dilarang berbuat kasar, memaki, berbuat sopan, sementara di rumahnya ibu-bapaknya setiap hari berlaku kasar dan tak mencontohkan nilai-nilai kebaikan.

Lembaga pendidikan hanya institusi menjalankan proses pendidikan dan mengenalkan nilai. Anak hanya mampir sesaat di sekolah. Hari-hari panjang justru berada di rumah. Di sinilah tugas para orangtua mengawal apa yang telah diperoleh di sekolah. Itulah sinergi terbaik antara sekolah dan orangtua. Yang terjadi sering sebaliknya. Para orangtua sering menyalahkan sekolah, padahal kesalahan ada pada orangtua.

Sesungguhnya tugas pendidikan ada pada keluarga dan sekolah. Namun pertanggujawabannya di akhirat, di hadapan Allah SWT tetap para orangtua.

Terkait dengan mendidik anak, di Islam memberikan tuntunan sangat baik. Di bawah beberapa tip dan tuntunan ajaran Islam:

Tanamkan Akidah yang Benar

Ini hal yang sangat penting. Jika anak-anak memiliki akidah yang benar, maka itu lahan subur bagi tumbuhnya kebaikan-kebaikan. Tidak ada kebaikan pada diri anak yang akidahnya melenceng. Penanaman akidah harus dimulai dari orangtua, dari rumah. Tunjukkanlah akidah yang lurus. Jika kita tak memiliki semua itu, setidaknya, pilihkanlah mereka sekolah-sekolah yang baik, di mana Islam menjadi bagian utama dari dasar pijakannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak, aku akan ajarkan padamu beberapa kalimat: Jagalah Allah pasti engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa jika seluruh umat berkumpul untuk menolongmu, mereka tidak bisa menolongmu dengan sesuatu kecuali atas hal yang telah Allah takdirkan. Ketahuilah bahwa jika seluruh umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka tidak bisa mencelakaimu dengan sesuatu kecuali atas yang telah Allah takdirkan, pena-pena telah diangkat dan catatan-catatan telah kering.”
(Riwayat Ahmad dan Tirmidzi)

Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, peliharalah diri-diri kamu dan keluargamu dari api neraka.” [QS: At Tahrim ayat 6]


Memohon Pahala

Rasulullah bersabda, “Jika seseorang menafkahkan hartanya kepada keluarganya dengan mengharap pahala, maka baginya adalah pahala sedekah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Mas’ud)


Ingatkan Shalat

Shalat merupakan kewajiban paling utama seorang hamba terhadap Allah. Rasulullah menegaskan, “Perintahkan anakmu untuk shalat saat usia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat usia sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”
(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Baihaqi, dan lain-lain)


Menuntun Berakhlak Baik

Mustahil mengajarkan kebaikan jika yang dilihat anak di rumah setiap jam, setiap hari justru keburukan. Di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Jika yang dilihat setiap saat buah keburukan, di masa datang, orangtua akan panen keburukan. Begitu pula sebaliknya.

Membiasakan praktik-praktik sunnah dalam kehidupan keseharian. Misalnya makan dengan membaca "Bismillah" dan membiasakan berdoa, mengakhirinya dengan "Alhamdulillah", masuk/keluar rumah dengan “Salam”, dll. Menghapalkan doa-doa sejak sedini mungkin memberikan pengaruh besar dalam perkembangan kejiwaan anak.

Mulailai kebaikan dari diri sendiri sebelum mengajarkan pada anak-anak kita. Sekecil apapun.

Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu ‘anhu saat masih kecil dalam asuhan Rasulullah, tangannya ke sana ke mari di atas makanan. Dia bersabda, “Wahai anak, bacalah ‘Bismillah’, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang dekat darimu.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abu Salamah)


Tanamkan kepada mereka akhlak-akhlak mulia. Ajari berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orangtua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlak lainnya.

Melarang mereka dalam perbuatan yang diharamkan. Ajarkan sejak sedini mungkin beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan. Tidak merokok, berjudi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orangtua, dan segenap perbuatan haram lainnya.

Memisahkan Tempat Tidur

Memasuki usia sepuluh tahun, pisahkanlah tempat tidurnya. Anak-anak pada usia ini sudah terhitung dewasa dan mendekati masa baligh (puber), gairahnya mulai muncul, maka memisahkan tidur mereka akan mencegah petaka yang tidak diinginkan. Rasulullah bersabda,
“…pisahkanlah tempat tidur mereka.”
(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim, Baihaqi, dan lain-lain)


Berbuat Adil

Tidak bijak bila membeda-bedakan anak dalam berinteraksi dan menafkahi. Perlakuan pilih kasih kerap membawa permusuhan di antara saudara. Hal itu merupakan bentuk kezhaliman terhadap anak.

Rasulullah bersabda, ”Aku tidak akan bersaksi atas suatu kejahatan, takutlah kamu kepada Allah dan berbuat adillah kepada anak-anakmu.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir)


Lemah Lembut, Bermain, dan Mencium

Rasulullah tidak segan mengajak anak-anak untuk bermain, berlaku lemah lembut, serta mendekati dan mencium mereka. Simaklah bagaimana cara Rasulullah memanggil mereka, “Wahai anakku.” Hindari cacian, cibiran, perbanyak pujian.

Tegas Saat Diperlukan

Anak yang tidak pernah mendapat hukuman (saat diperlukan) akan mempunyai tabiat yang kurang bagus. Hendaklah orangtua bisa menunjukkan kepada anak-anak dan keluarganya bahwa dia adalah orang yang tegas dan keras saat kondisi mengharuskan itu.

Rasulullah pernah bersabda, “…pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat usia sepuluh tahun.”
(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi).

Juga, “Gantunglah cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh anggota keluargamu, karena hal itu akan menjadi sebuah pelajaran.” (Riwayat Bukhari dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad)


Selain yang terurai di atas, hendaknya para orangtua tampil menjadi teladan bagi buah hatinya, lalu mengajari ilmu yang membawa kemanfaatan dunia dan akhirat, serta tidak mendoakan yang buruk kepada mereka (anak-anak).

Pertanggujawaban

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban.” Mudah-mudahan kita semua selamat di dunia dan di akhirat untuk mengantarkan anak-anak kita ketika kelak dihadapkan pada mahkamah Allah.

semoga bermanafaat, wallahu 'aalam bissawab

sumber : forwarded email from hidayatullah.com