ketahuilah wahai hamba Allah...(aku le tu...)
Rasullullah SAW pernah bersabda ketika ada salah seorang sahabat Muadz bin Jabal r.a bertanya tentang amalan yang memasukkan ke dalam syurga dan menjauhkan dari neraka .Beliau jawab “ Beribadahlah hanya pada Allah dan jangan menyekutukanNya, tegakkan solat, tunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah. Selanjutnya beliau menunjukkan pintu-pintu kebaikan ,sabda beliau
"puasa adalah perisai, sedekah menghapus kesalahan seperti air memadamkan api, dan solatnya seseorang di akhir malam." Lanjut beliau "Pokok urusan ialah Islam, tiangnya adalah solat, dan mahkotanya adalah jihad."Kemudian beliau bertanya pada Muadz, "Maukah kutunjukkan kunci dari semua itu?" Jawab Muadz "Ya." Maka Rasulallah SAW memegang lidahnya seraya bersabda "Jagalah ini!" Muadz pun bertanya "Apakah kami akan diazab gara-gara ucapan kami? Maka beliau bersabda "Celaka kau! Bukankah tidak ada yang menelungkupkan wajah manusia kedalam neraka --atau hidung-hidung mereka dan melainkan akibat dari ucapan mereka!!!"
(Hadith riwayat At-Tirmidzi / hasan shahih).
[ hadith ke 29 daripada hadith 40 oleh Imam Nawawi ]
ketahuilah wahai hamba Allah...(aku le tu...)
Alangkah besarnya bahaya lidah ini sedang kita banyak lalai dari menjaganya. Bagaimana pendapat korang jika seseorang diberi pena dan kertas lalu dia gunakan untuk mencaci dan menghina orang yang memberikan pena dan kertas tadi? Pasti itu tidak beradab ditinjau dari adab bangsa manapun!.. Bagaimana pendapat korang jika seseorang diberikan kenderaan lalu digunakannya untuk melanggar orang yang memberinya kenderaan tersebut?. Bagaimana pendapat korang jika seseorang diberi lisan oleh Dzat yang di atas langit, yang Maha Pengasih dan Penyayang lalu ia gunakan untuk bermaksiat kepadaNya?
Cukup basahkah bibir kita ketika kita habiskan untuk berzikir mengingatNya? Berapa banyak pula yang telah tertumpah untuk kata-kata kotor, porno, mencarut, mengejek, mengutuk, bla bla bla... atau bahkan menghina Allah yang Maha Keras siksa-Nya!!!.. balance tak?? mesti part menyalahgunakan lidah lagi berat timbangannya dari zikirullah kan...Apa maksudnya menghina Allah? Maksudnya kita mengatakan sesuatu yang tidak sepatutnya dikatakan, bahkan ini adalah perkataan kufur yang boleh mengeluarkan seseorang dari Islam! Ingatlah saat kita mengatakan "Aku tak dapat hidup tanpa dirimu" atau perkataan "Kaulah satu-satunya yang kuinginkan di dalam hidupku", atau "hanya ada engkau yang ada di hatiku?" atau "Aku ingin selamanya bersama denganmu..?" Bukankah Allah yang telah menghidupkan kita? Bukankah kita pasti menemuinya dan akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita? Bukankah bagi seorang muslim hanya Allah yang paling dia cintai lebih dari apapun? Atau menghubung-hubungkan makhluk dengan kejadian seperti "ni sebab si anu tak mandi la jadi hujan!" atau ketika mendengar petir bukannya memohon perlindungan pada Allah tetapi malah mengatakan "wow!kemain besau bunyi guruh, si anu mesti tengah marah nih!!!". Bukankah Allahlah yang berkuasa atas semua hal yang terjadi di alam ini??? Perkataan mana yang lebih besar dosanya dari perkataan keji seperti ini?!! Ini perkataan syirik yang dosa syirik itu tidak akan diampuni Allah kecuali dengan menyesali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi (Taubat Nasuha).
ketahuilah wahai hamba Allah...(aku le tu...)
Sesungguhnya Allah itu sangat keras siksanya!!korang, dan aku(..uhuk...) dan semua makhluk-Nya demi Allah tak akan sabar menghadapinya"..Ah, takkan la serius sampai camtu ! kami kan hanya main-main je, rilek lah..."
ketahuilah wahai hamba Allah...(aku le tu...)
Allah berfirman "Dan jika kau tanya mereka tentang ejekan itu maka mereka akan menjawab "Sesungguhnya kami hanya senda gurau dan bermain-main". Katakanlah "apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usahlah kamu minta maaf kerana kamu kafir sesudah beriman!(At-Taubah 65-66). Sebab turunnya ayat yang mulia ini ialah kerana ada seorang yang pada saat perang Tabuk, maka suatu waktu ia membuat majlis/kumpul-kumpul dan ia bercerita dan berkata "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih buncit perutnya, lebih takut kepada musuh selain ahli baca Al Quran ini (maksudnya Rasulullah SAW dan para sahabatnya--ridwanullah a'laihim ajma'in-semoga Alah meredhai mereka semua--yang kita diperintah untuk mengikuti mereka). Maka ketika diadukan pada beliau, maka turunlah ayat ini dan orang tadi terlihat tersandung-sandung kerana mengikuti Nabi yang menaiki kenderaannya untuk minta maaf. Lihatlah, wahai hamba Allah!!. Allah-lah yang mengkafirkan mereka dari atas langit ketujuh melalui ayatnya yang mulia. Adakah alasan lain bagi kita untuk mengelak dengan "hanya main-main saja??"
ketahuilah wahai hamba Allah...(aku le tu..)
Allah Maha keras siksa-Nya, akan tetapi Allah mempunyai ampunan yang luas, maka bersegeralah untuk menuju ampunan-Nya. FirmanNya"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Az-Zumar 53). Firman Allah "Bersegeralah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan syurga seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasulNya."(Al Hadid 21).
Kesimpulan :
1. Marilah kita sama-sama semuanya menjaga lidah ini yang merupakan kunci dari semua perkara yang disebutkan dalam hadith di atas.
2. Menjauhi perkataan keji seperti diatas dan yang sejenisnya.
3. Haram kita menghina Rasulullah dan para sahabatnya, dan wajib kita mengikuti cara beragama mereka itu (lihat At-Taubah 100, An-Nisaa 115).
4. Tidak boleh menghina ajaran Islam walau kita belum mampu melaksanakannya.
5. Marilah bersegera untuk mendapatkan ampunan dari Allah dan mendalami Islam ini secara benar, yakni mengikuti para sahabat Nabi r.a ajma'in.
Wallahu ta'ala 'alam bissawab...
afwan atas segala khilaf...
"man ashobani min hasanatin faminallah, wama ashobani min hasanatin famin nafsi..."
ps: peringatan khusus untuka na sebenarnya...
Maraji' :
1. Al Quran Al Karim
2. Al-Arba'in Imam An-Nawawi - Hadith 40 - terjemahan dan syarahnya - Imam Muhyidin Abu Zakarriya Yahya bin Sharif Al-Nawawi(terjemahan oleh Al Ustaz Mustafa 'Abdul Rahman)
3. Ulasan dan Terjemahan Hadith 40 - Abdul Hayei Abdul Sukor - Jilid 2
Tuesday, February 12, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment